figshare
Browse
Prastowo and Amkieltiela 2016.pdf (1.74 MB)

Pengamatan Terumbu Karang untuk Evaluasi Dampak Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Pulau Koon dan Pulau Neiden, Kabupaten Seram Bagian Timur

Download (1.74 MB)
journal contribution
posted on 2018-08-14, 15:45 authored by M. Prastowo, Amkieltiela Amkieltiela

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Pulau Koon dan Pulau Neiden terletak di Kecamatan Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku dan merupakan salah satu kawasan di Sunda Banda Seascape (SBS). Wilayah ini merupakan kawasan yang sangat penting untuk pemijahan ikan karang ekonomis penting, terutama Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus), Kerapu Sunu (Plectropomus areolatus), dan Kakap Merah (Lutjanus bohar). WWF-Indonesia telah bekerja di Pulau Koon sejak tahun 2011 serta bersama dengan Petuanan Adat Kataloka, menginisiasi Kesepakatan Lokal Pengelolaan Kawasan Konservasi (Marine Conservation Agreement – MCA) untuk mengelola kawasan seluas 2.537,6 ha. Namun, informasi tentang terumbu karang di kawasan ini dinilai masih minim. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengumpulan data dasar terumbu karang dalam bentuk survei ekologi sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pengelolaan. Survei ini bertujuan untuk melengkapi data yang sudah ada sebelumnya, mengetahui efektifitas pengelolaan kawasan, dan memberikan rekomendasi pengelolaan kawasan. Survei ekologi terumbu karang di KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden dilakukan pada tanggal 18-21 Maret 2016 di 21 titik yang tersebar di dalam maupun di luar KKP. Data yang dikumpulkan mencakup karakteristik lokasi, tutupan bentik (PIT), kelimpahan dan biomassa ikan karang (UVC dan Long Swim), dan pemijahan ikan karang (SPAG). Metode yang digunakan mengacu pada “Protokol Pemantauan Terumbu Karang untuk Menilai Kawasan Konservasi Perairan” (Ahmadia, et al., 2013) pada kedalaman 10 meter sejajar garis pantai. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tipe terumbu karang di dalam dan di luar KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden di dominasi oleh terumbu karang tepi (fringing reef). Tutupan karang keras di dalam KKP sebesar 33% sedangkan di luar kawasan konservasi sebesar 30%. Rerata kelimpahan 16 famili ikan target pengamatan di dalam dan di luar KKP berturut-turut adalah sebesar 4299 + 840 ind/ha dan 2424 + 416 ind/ha. Sedangkan rerata biomassa sebesar 1542 + 629 kg/ha di dalam KKP dan 621 + 245 kg/ha di luar KKP. Analisa kelimpahan dan biomassa ikan karang juga dilakukan kepada 6 famili yang terbagi dua berdasarkan fungsinya, yaitu Ikan Ekonomis Penting (Lutjanidae, Serranidae, dan Haemulidae) dan Ikan Fungsional (Acanthuridae, Scaridae, dan Siganidae). Rerata kelimpahan 6 famili ikan karang di dalam KKP sebesar 1042 + 109 individu/ha dan 952 + 157 individu/ha di luar KKP. Sedangkan rerata biomassa di dalam dan di luar KKP berturut-turut adalah sebesar 747 + 242 kg/ha dan 501 + 248 kg/ha. Tim juga mengumpulkan informasi pemijahan di satu lokasi selama dua hari. Perilaku memijah (spawning) hanya ditemukan pada 6 individu Caranx melampygus dan 5 individu Macolor macularis. Kegiatan grouping dan courtship ditemukan pada hampir semua spesies (16 spesies ikan besar dan 23 spesies ikan kecil). Namun, perilaku fighting dan bite wound hanya ditemukan pada spesies ikan kecil.


History

Usage metrics

    Licence

    Exports

    RefWorks
    BibTeX
    Ref. manager
    Endnote
    DataCite
    NLM
    DC