figshare
Browse

Integritas Akademik dan Kecenderungan Bersolek

Download (4.31 MB)
preprint
posted on 2024-11-30, 12:34 authored by Juneman AbrahamJuneman Abraham

Guru Besar Psikologi Sosial Universitas Bina Nusantara Juneman Abraham mengatakan berbagai praktik yang mencederai integritas akademik perguruan tinggi, bisa jadi merupakan indikasi bergesernya kampus-kampus menjadi counterfeit institutions (lembaga-lembaga palsu). Hal ini disebabkan merasuknya praktik-praktik palsu (counterfeit behavior).

Selanjutnya, ada kecenderungan perguruan tinggi untuk “bersolek”. Kampus ingin tampil di hadapan publik dengan jumlah publikasi/sitasi yang banyak, jumlah yang lulus cepat/ber-IPK tinggi besar, jumlah guru besar banyak, hingga jumlah hibah/grant tinggi.

“Dikiranya itu semua akan mengundang banyak calon mahasiswa yang mendaftar, banyak ilmuwan berkelas akan bergabung, banyak proyek pemerintah, industri, dan NGO bisa didapatkan dengan mudah. Padahal landasan dari solekan itu semakin rapuh,” kata Juneman yang menulis buku berjudul Melawan Korupsi Ilmu: Trajektori Sains Terbuka dan Psikoinformatika.

Menurut Juneman, budaya penelitian yang sejati tidak benar-benar ditegakkan, kebijakan yang berkomitmen terhadap integritas tidak didetailkan/diurus, dan standar akademik lemah. Adapun industri dilibatkan hanya seremonial dan superfisial.

Keterlibatan mereka lebih terlihat seperti formalitas atau "simbol" tanpa dampak nyata pada proses pembelajaran, penelitian, atau inovasi yang berkelanjutan. Selain itu, pengabdian kepada masyarakat dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) hanya menjadi capaian di atas kertas, yang tidak didalami kesesuaiannya dengan kenyataan di lapangan; sehingga budaya akademiknya tidak kuat.

“Solekan itu lalu luntur seketika, ketika ada masyarakat yang mengerti, yang melapor, yang kritis, yang tidak rela lembaga-lembaga pendidikan kita jatuh ke jurang kepalsuan. Karena masyarakat berkepentingan melahirkan generasi-generasi yang cerdas, tangguh, dan berintegritas. Ini tidak mungkin dicapai kalau lembaga pendidikannya palsu,” kata Juneman.

Menurut Juneman yang juga Kepala Kelompok Riset Perilaku Konsumen dan Etika Digital Universitas Bina Nusantara, era sekarang memang semakin memancing PT untuk “menang-menangan” dari sisi penampilan. Hal itu tampak di antaranya saat ada skor perankingan kampus seperti QS, THE, dan Webometrics.

“Beberapa menit setelah sebuah ranking dunia diumumkan, PT-PT dengan riuh rendah di media sosial langsung 'merayakan' dengan berbagai narasi yang sudah disiapkan sebelumnya,” ujar Juneman.

Sumber: Kasus Doktoral UI Bahlil, Pengingat Perguruan Tinggi Menjadi Penjaga Moral dan Kebenaran (Kompas.id, 14 Nov 2024), https://www.kompas.id/artikel/kasus-ui-pengingat-perguruan-tinggi-menjadi-penjaga-moral-dan-kebenaran

History

Usage metrics

    Licence

    Exports

    RefWorks
    BibTeX
    Ref. manager
    Endnote
    DataCite
    NLM
    DC