figshare
Browse

Buku Gresik.pdf

Download (2.41 MB)
book
posted on 2025-03-21, 07:40 authored by Noor Fatia Lastika Sari, Achmad Sunjayadi, Ahmad Ginanjar Purnawibawa

Dalam karya monumentalnya, Suma Oriental, Tomé Pires menyebutkan satu pelabuhan yang dijuluki The Jewel of Java atau ‘permata dari Jawa’. Bukan Batavia, Cirebon, atau Lasem, melainkan Agracij, atau yang sekarang kita kenal sebagai Gresik. Dalam catatannya Tomé Pires menyeebutkan bahwa Gresik merupakan pelabuhan yang kaya, dimana lalu-lalang pedagang asing tiada henti dan pelabuhannya dipenuhi oleh kapal-kapal besar dan komoditas mewah pada masanya.

Jika kita cermati, kemashyuran Gresik tidak dapat dipisahkan dari lokasinya berada. Sebagai kota pelabuhan, Gresik terletak di lokasi yang sangat strategis di pesisir utara Jawa dan menghadap ke Madura. Lokasi ini membuat Gresik terlindung dari laut terbuka dan membuat kapal mudah berlabuh serta berlindung dari angin, sembari tetap memiliki akses untuk berlabuhnya kapal-kapal bermuatan besar. Secara geografis, Gresik juga menjadi titik tengah antara dua lokasi penting, yaitu penghasil rempah di Maluku dan bandar-bandar besar di Malaka.

Keunggulan ini yang menjadikan Gresik sebagai penghubung perdagangan antar-pulau maupun perdagangan internasional. Sebagai jembatan penghubung antara pulau- pulau penghasil rempah di Timur dengan bandar-bandar besar di Barat, Gresik diperkirakan mencapai puncak kejayaannya pada abad 15. Selain rempah, pelabuhan Gresik dipenuhi

komoditas mewah seperti porselen, kain, sutera, emas, perak, mutiara hingga gading, yang didatangkan dari Cina.

Dalam perjalanan sejarahnya, kemahsyuran Gresik tentu tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh-tokoh sejarah penting. Pate Cuçuf disebut sebagai penguasa lokal yang mampu memimpin Gresik menjadi kota pelabuhan yang aman dan memudahkan transaksi bagi para pedagang, membuat para pedagang terus berdatangan ke Gresik.

Gresik juga memiliki tokoh perempuan yang tidak kalah tenar dalam diri Nyai Ageng Pinatih. Nyai Ageng Pinatih disebut- sebut sebagai syahbandar perempuan pertama. Sosoknya tidak hanya dianggap gigih dalam meluaskan jaringan perdagangan di Gresik, tetapi juga cakap dan berwawasan luas dalam menerapkan bea cukai yang efektif serta mampu mengawasi hilir mudik para pedagang.

Nama Gresik semakin harum dengan kemunculan tokoh Sunan Giri. Kehadiran Sunan Giri dan Keraton Giri mendorong perdagangan dan penyebaran Islam di timur Nusantara berjalan secara beriringan. Gresik tidak hanya menjadi satu bandar dagang yang terkemuka, Gresik juga menjadi tujuan para santri untuk belajar dan memperdalam ilmu agama. Bahkan hingga saat ini, Gresik masih menjadi tujuan ziarah dan belajar agama Islam bagi para santri.

Namun, sejarah tidak hanya mencatatkan keberhasilan dan kecemerlangan manusia dengan berbagai keputusan yang mereka ambil atau tindakan yang mereka lakukan, sebab sejarah juga merupakan kisah tentang kegagalan dan

kemunduran yang dialami manusia dalam ruang dan waktu yang terbatas. Persepsi antara keberhasilan dan kegagalan kembali pada cara kita menginterpretasikan peristiwa- peristiwa masa lampau, sebagaimana buku ini menjelaskan akhir dari kemasyhuran Gresik sebagai salah satu kota bandar di utara Jawa.

Perubahan administrasi yang dilakukan oleh Belanda mengubah status Gresik dari kadipaten menjadi kawedanan. Perubahan tersebut didasari oleh keputusan Belanda untuk lebih memprioritaskan Surabaya yang berkembang lebih pesat. Akibatnya, kegiatan ekonomi terpusat di Surabaya dan Gresik hanya dijadikan sebagai kota yang mendukung kegiatan ekonomi tersebut. Sistem tanam paksa diberlakukan di Gresik untuk memproduksi komoditas perdagangan berupa hasil-hasil pertanian. Sementara itu, industri lain dikembangkan, seperti pertambangan dan pengolahan logam untuk produksi meriam dan senjata yang dibutuhkan militer Belanda. Gresik pada abad ke-18 telah beralih fungsi. Dari kota bandar, dengan fungsi sebagai collecting center, menjadi kota industri yang menunjang perdagangan.

Buku ini ditulis untuk mengemukakan perubahan- perubahan itu; untuk memberikan penjelasan sejarah (historical explanation) akan suatu wilayah dalam rentang periode yang cukup panjang. Buku ini memperlihatkan bagaimana konsep port-polity diterapkan Gresik untuk berkembang menjadi kota bandar yang menghubungkan Melaka dan Maluku dalam konteks perdagangan internasional, serta mengapa Gresik dapat terus mempertahankan

signifikansinya di tengah perkembangan kota bandar lain yang memiliki karakteristik geografis dan politik yang lebih menguntungkan. Karya sejarah tentang kota-kota bandar di pesisir utara Jawa merupakan sebuah pengingat bagi para pembaca, bahwa interkonektivitas antarkota bandar di Nusantara adalah salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan perdagangan negeri-negeri di Asia Tenggara.

Dengan demikian, harapan terbesar dari terbitnya buku ini adalah bertambahnya kesadaran dan pemahaman sejarah melalui interpretasi kontemporer, serta meningkatnya kemampuan masyarakat Indonesia untuk mengidentifikasi nilai kebaharian di dalam dirinya melalui historiografi.

Funding

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

History

Usage metrics

    Categories

    Licence

    Exports

    RefWorks
    BibTeX
    Ref. manager
    Endnote
    DataCite
    NLM
    DC