BUKTI-BUKTI ARGUMENTATIF KEESAAN ALLAH PADA PENGGUNAAN KATA GANTI KAMI
Penggunaan kata ganti (dhamir) banyak dijumpai di dalam Al-Qur‟an, termasuk diantaranya adalah kata ganti “Kami” untuk lafazh Allah yang sering dijadikan celah oleh orang-orang yang ingin menebarkan syubhat bahwa Allah itu esa tapi berbilang. Padahal kata ganti “Kami” dalam penggunaannya menurut para pakar bahasa Arab bisa diartikan mutakallim banyak atau satu tetapi untuk mengagungkan diri. Buktibukti bahwa kata ganti “Kami” untuk lafazh Allah tetap menunjukkan keesaan Allah dengan keesaan yang tidak berbilang adalah tidak ada kata ganti mukhathab atau pun ghaib untuk lafazh Allah yang berbentuk jamak, semuanya pasti berbentuk mufrad (tunggal). Bila diselidiki semua ayat yang menyebutkan kata ganti “Kami” untuk lafzh Allah akan diketahui bahwa maksud penggunaan kata ganti “Kami” tersebut adalah Allah melakukan tindakannya tidak secara langsung namun melalui proses atau utusan para malaikat. Bila Allah melakukan tindakannya secara langsung atau terkait dengan hak-hak prerogatif Allah pasti kata ganti yang digunakan adalah “Aku”. Sebagaimana pembuktian ini jelas terlihat pada iltifat yang dijumpai pada Surat Al-Anbiya‟ ayat 25 dan Surat An-Nahl ayat 2. Demikian pula dalam sejarah perkembangan aliran-aliran dalam agama Islam, tidak akan dijumpai adanya konsep “esa tapi berbilang”. Semua umat Islam, baik dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama‟ah maupun aliran-aliran yang menyimpang daripadanya tidak ada yang menafsirkan keesaan Allah dengan doktrin “Esa tapi berbilang”. Sehingga tuduhan orang-orang yang menyebarkan syubhat tersebut dengan berdalih pada penggunaan kata ganti “Kami” oleh Allah dalam Al-Qur‟an tidak berdasar sama sekali.