PEMBERDAYAAN_SISWA_PEMANTAU_JENTIK_WAMANTIK_SEBAGA.pdf (316.83 kB)
PEMBERDAYAAN SISWA PEMANTAU JENTIK (WAMANTIK) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM BERDARAH DENGUE
journal contribution
posted on 2017-09-03, 11:13 authored by Ferry EfendiFerry Efendi, Achmad Fachrizal, Windi WIjaya, Kamalia HasanahWamantik merupakan siswa pemantau jentik yang memiliki peran melakukan
kegiatan surveilans, preventif serta promotif. Peran surveilans yang dilakukan
meliputi identifikasi tempat sarang nyamuk, menghitung jumlah jentik dan jumlah
kontainer. Peran preventif yang dilakukan adalah siswa dilatih untuk memahami
pentingnya gerakan 3M dan mampu mengaplikasikan di lingkungan rumah
khususnya dan lingkungan sekolah pada umumnya. Peran selanjutnya adalah
peran promotif yang sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan dimana
diharapkan siswa mampu melakukan promosi baik di keluarga, masyarakat dan
sekolah akan bahaya serta pencegahan DBD. Fokus dari kegiatan ini adalah
menanamkan sejak dini kepada para siswa mengenai bahaya DBD. Oleh karena
itu pendidikan kesehatan mengenai DBD diberikan sebagai upaya awal
meningkatkan pengetahuan mereka akan penyakit berbahaya ini. Kegiatan ini
ditindaklanjuti dengan kegiatan pencarian jentik dan identifikasi kontainer
sehingga dapat dihitung angka kontainer indeks untuk menentukan angka bebas
jentik (ABJ). Siswa juga dilatih untuk melakukan gerakan 3M yang baik dan
benar sebagai upaya efektif mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Pada
penelitian ini diukur tingkat pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan. Hasil uji t berpasangan menunjukkan nilai p=0,000
sehingga didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Angka bebas jentik yang
semula 7% dapat ditingkatkan menjadi 96% pada akhir pelatihan. ABJ yang
meningkat dapat memutus siklus hidup nyamuk sehingga kepadatan populasi
serta regenerasi nyamuk akan berkurang. Dalam jangka panjang hal ini
diharapkan mampu mencegah KLB DBD. Penerapan wamantik berbasis sekolah
perlu diterapkan di Indonesia sebagai upaya mengurangi morbiditas dan
mortalitas DBD.